Kelurahan Bontang Kuala (BK) terus berbenah dalam menciptakan kawasan wisata yang aman, nyaman dan juga terhindar dari perbuatan-perbuatan negatif. Salah satu upayanya adalah dengan mengusulkan penambahan trafo di wilayah Bontang Kuala. Penambahan ini bertujuan untuk membantu menambah daya listrik khususnya di beberapa kafe yang ada di BK.
Eko Mashudi, Lurah Bontang Kuala (BK) mengungkapkan, saat ini diakuinya di BK sendiri masih banyak kafĂ© maupun tempat-tempat ‘nongkrong’ lainnya yang bisa dikatakan masih ‘remang-remang’, sehingga menyebabkan beberapa pengunjung melakukan perbuatan-perbuatan negatif. Dari latar belakang inilah, membuat Ia dan beberapa warga lainnya mengusulkan penambahan trafo. Agar dapat membantu menambah daya di kafe-kafe dan tempat lainya yang peneranganya masih minim.
“Kafe-kafe di BK ini masih banyak yang remang-remang. Kami pun sebelumnya sudah sering melakukan pencegahan dengan cara menegur pemilik kafe untuk mengganti lampu-lampu di kafe mereka dengan yang lebih terang, namun mereka beralasan tidak punya fasilitas untuk menambah daya. Mendengar kendala itu, akhirnya kami mengusulkan pengadaan trafo ke PLN, sehingga dapat membantu memfasilitasi pihak pengelola kafe untuk mengganti lampu penerangan mereka dengan yang lebih layak,” ujarnya Rabu (13/1) kemarin.
Dikatakan Eko, pengusulan trafo ini sudah difungsikan sejak 2 bulan yang lalu. Sebelumnya, pengusulan ini diusulkan lewat Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) 2013 lalu, namun pihak PLN baru bisa merealisasikanya bulan Oktober 2014 kemarin.
Selain trafo, pengusulan lainnya yang juga ikut direalisasikan melalui Musrembang adalah pengadaan 25 lampu penerangan bertenaga surya. Pengusulan lampu-lampu ini dianggarkan lewat anggaran DKP. Lampu-lampu tenaga surya ini dipasang di sepanjang Jalan Batu Sahasa (jalan menuju kafe kapal).
Tidak hanya itu, salah satu cara yang dilakukan oleh pihak Kelurahan dalam mengantisipasi hal-hal yang berbau negatif di BK adalah dengan cara rutin menggelar patroli.
“Kami melalui Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) juga rutin menggelar patroli di kafe-kafe dan beberapa tempat lainya. Jika menemukan hal-hal yang aneh dan menjurus kepada hal negatif, biasanya kami langsung bubarkan. Namun bila sudah melakukan, seperti mesum, ngobat, minum minuman keras, akan kami bawa langsung ke pihak satpol pp,” jelasnya.
Namun diakui Eko, sejak adanya patroli rutin dan penerangan yang cukup memadai, tingkat ‘kemaksiatan’ di kawasan BK perlahan lahan mulai berkurang.
“Sejak kami berlakukan patroli seperti ini, perlahan tindakan-tindakan negatif yang dilakukan disini (BK, Red) bisa diminimalisir. Kami berharap kawasan BK ini bisa terus kondusif tanpa ada hal-hal yang tidak diinginkan,” tutupnya (*/bbg)
Via : prokal bontang