Harga kelapa di Pasar Induk Rawa Indah mengalami kenaikan signifikan dalam sepekan ini. Semula, harga jual di masyarakat berkisar antara Rp 5 hingga Rp 6 ribu. Kini, mencapai Rp 8 hingga Rp 15 ribu rupiah. Kenaikan diakibatkan karena stok kelapa langka.
Media ini terjun langsung ke Pasar Induk Rawa Indah, Rabu (13/11) kemarin dan mendapati jika harga kelapa mengalami kenaikan signifikan. Arung Naharudin, salah satu pedagang kelapa mengatakan, jika kenaikan harga kelapa sudah terjadi selama empat hari ini. Semula, kata dia, dirinya menjual kelapa seharga Rp 5 ribu per biji, saat ini ia harus menjual seharga Rp 8 ribu hingga Rp 10 ribu per bijinya.
“Dulu saya beli sebiji Rp 4 ribu sekarang Rp 6 ribu. Jadinya saya jual sekian (berkisar antara Rp 8 ribu hingga Rp 10 ribu, Red.). Satu minggu ini sudah naik, saya dapat stok sedikit saja dikasihnya,” paparnya.
Irawati, pedagang kelapa yang lain juga menuturkan hal tersebut. Bahkan, ia mengeluhkan stok kelapa yang kosong. Akibatnya, Ira baru berdagang kelapa, Rabu (13/1) kemarin. Semula Ira menjual kelapa seharga Rp 7 ribu sampai Rp 8 ribu per bijinya. Kini, akibat kenaikan harga beli, ia terpaksa menjual kelapa perbijinya seharga Rp 8 ribu hingga Rp 15 ribu.
“Tergantung mau yang mana kelapanya. Paling murah delapan ribu, bisa juga sepuluh ribu, ada juga yang lima belas ribu,” jelasnya.
Hasna mengutarakan hal serupa, kata dia jika stok kelapa sulit ditemukan dua hari ini. Ia pun baru berjualan kelapa lagi sejak Rabu (13/1) kemarin. Hasna, semula membeli kelapa dengan harga Rp 4 ribu hingga Rp 6 ribu saja. Saat ini, ia harus merogoh kocek lebih dalam karena harga naik mencapai Rp 8 ribu.
“Jarang stoknya, saya saja baru jualan. Sekarang saya jual sepuluh ribu sebiji. Kalau santannya, dulu yang murni saya jual Rp 20 ribu, kalau bercampur air Rp 15 ribu. Sekarang, satu liter 30 ribu dan enggak ada yang murni, soalnya rugi,” ceritanya.
Sementara itu Laesang, penyetok atau pedagang kelapa di Pasar Sementara Rawa Indah mengatakan, kenaikan harga kelapa telah terjadi dalam dua hari ini. Semula, dirinya menjual kelapa ke para pedagang hanya berkisar Rp 4 ribu rupiah, kini menjadi Rp 6 ribu.
“Saya kalau jual sekian harganya (Rp 6 ribu per biji, Red.) untuk dijual lagi biasanya. Di sini paling murah,” ungkapnya.
Memang, kenaikan harga sudah dia alami dalam dua hari ini.Kenaikan tersebut, kata dia, diakibatkan berkurangnya stok atau jumlah kelapa yang dipanen para petani. Selama ini, sambungnya, ia membeli kelapa dari luar Bontang. Diantaranya, dari Santan, Sangkulirang, atau Marangkayu. Nah, Laesang menuturkan jika berkurangnya jumlah kelapa akibat para petani di Santan enggan menanam lagi kebunnya dengan kelapa dan memilih menebanginya.
“Kalau petani di Santan, sudah menebangi pohon kelapa diganti menjadi kelapa sawit. Kalau kebunnya ditanami kelapa harus menunggu panen enam kali. Kalau sawit, panen sekali hasilnya sudah besar,” bebernya.
Via : Prokal Bontang