BILA sedang milik, rejeki takkan ke mana-mana. Seperti Prayitno, 25, dari Yogyakarta ini contohnya, berawal dari menyervis HP Martiyah, 24, akhirnya bisa “menyervis” pemiliknya sekalian. Tahu bahwa doinya punya suami, tapi sudah terlambat. Tahu-tahu Prayit babak belur dihajar suami Martiyah.
Allah menciptakan umat dibumi berserta rejekinya masing-masing. Ada yang diberi melimpah, ada yang sekedar cukup, ada pula yang minus melulu tiap bulan. Soal ibadah tak bisa dijadikan ukuran. Banyak yang rajin ke mesjid, datangi pengajian di sana-sini, jadi pegawai upahnya di bawah UMP. Sebaliknya yang Islamnya hanya di KTP, banyak pula yang diberi rejeki melimpah, meski lewat jalan ngobyek yang haram-haram. Walhasil, rejeki itu memang sangat tergantung ridla Yang Di Atas sana.
Bagaimana dengan Prayitno warga Gedongkiwo, Mantrijeron, Yogyakarta ini? Jadi tukang servis HP dapat gebedan wanita cantik, termasuk rejeki bukan? Rejeki juga sebetulnya, hanya ini lewat jalur haram, karena gebedannya itu ternyata sudah ada yang punya. Sebetulnya dia sudah ingin mundur teratur, tapi terlanjur……babak belur.
Meski tinggal di Yogyakarta, Prayitno membuka usaha servis HP di daerah Bantul. Sebulan lalu dapat pelanggan baru, yang ngakunya bernama Martiyah. Orangnya termasuk muda dan cantik. Sebagai bujangan yang belum punya pacar, Prayitno sangat tertarik pada penampilan wanita itu. “Saya sehari-hari ngecas HP, kapan bisa ngecas dia?” begitu pikir Prayitno saat membayangkan Martiyah.
Dasar rejeki nomplok, gagasan itu ada tanda-tanda menjadi kenyataan. Sebab lain hari Martiyah datang lagi, ngaku bahwa HP-nya belum sempurna benar. Urusan HP rusak tak perlu dibahas, sebab selanjutnya kehadiran Martiyah ke sini justru mengajak pacaran pemilik counter HP tersebut. Karena perempuan itu cukup cantik, tanpa penyelidikan segala, langsung saja dipacari.
Prayitno – Martiyah sudah berkoalisi, sehingga kemudian dilanjutkan dengan “eksekusi”. Setelah beberapa kali “nyervis” Martiyah, baru ketahuan bahwa perempuan itu sudah bersuami dan punya anak balita. “Pantesan buat nanjak ke Wonosari rada ngeden, lha wong sudah turun mesin,” kata Prayitno.
Takut terjadi apa-apa, dia ingin mundur saja atas kesadaran sendiri. Dia tak mau tiru-tiru Setya Novanto atau Fahri Hamzah yang di DPR, disuruh mundur saja alotnya bukan main. Padahal mundur sebagai wakil Ketua DPR kan jauuuuuh lebih terhormat ketimbang mundur ndhemeni istri orang.
Agaknya Martiyah tak suka Prayitno resign, sehingga selalu dicegah. Seperti beberapa hari lalu, kembali Prayitno diajak jalan-jalan mengejar kenikmatan sesaat. Karena jadi lelaki senior (senang istri orang) itu mengasyikkan, akhirnya Prayitno tak bisa menolak. “Kali ini sajalah,” batinnya menawar.
Keduanya lalu boncengan motor. Tapi setibanya di jalan raya Yogya-Bantul, tahu-tahu dicegat seorang lelaki bersama teman-temannya yang tak lain Wahono, 28, suami Martiyah. Tanpa banyak kata Prayitno langsung dikeroyok dengan pukulan dobel stik. Martiyah berusaha mencegah, tapi tak digubris. Setelah tukang servis HP itu babak belur, baru ditinggal kabur rame.
Martiyah membawa Prayitno ke rumahsakit dan selanjutnya lapor polisi. Karena jelas pelakunya, Wahono pun segera bisa ditangkap. “Saya cemburu Pak, istri saya diganggu Prayitno,” ujarnya saat ditanya petugas.
Diganggu apa diservis sama-sama suka?
via : poskotanews