Laki-laki dan perempuan di seluruh dunia memiliki cara masing-masing dalam merayakan Hari Kasih Sayang bersama pasangan. Mulai dari sekadar memberikan bunga atau mengajak makan malam pasangan mungkin sudah jadi hal yang biasa dilakukan pada hari Valentine.
Namun tidak bagi 20 pasangan yang berasal dari beberapa provinsi di Thailand ini. Dalam merayakan Hari Kasih Sayang, 20 pasangan ini memilih mengikuti tradisi pernikahan bawah laut, atau Underwater Wedding Ceremony, yang digelar di Provinsi Trang, bagian Selatan Thailand, Sabtu (13/2/2016).
"Tahun ini adalah tahun ke-20, sehingga jumlah pasangannya dibatasi hanya 20 pasangan," ujar Direktur Tourism Authority of Thailand di Jakarta, Busakorn Prommanot, saat ditemui di Trang, Thailand, Sabtu (13/2/2016).
Biasanya, tradisi menikah di bawah laut di Provinsi Trang diikuti oleh sekitar 30 pasangan dari berbagai negara. Namun, untuk merayakan tradisi di tahun ke-20, pernikahan bawah laut kali ini hanya diikuti oleh 20 pasangan yang berasal dari berbagai provinsi di Thailand.
Upacara penyambutan prosesi pernikahan bawah laut berlangsung selama tiga hari, mulai tanggal 12, 13 dan 14 Februari 2016. Di hari pertama, 20 pasangan yang akan menikah diajak untuk mengikuti tradisi dan budaya setempat dalam menjelang hari pernikahan.
Pasangan calon pengantin diajak untuk menanam pohon khas Kerajaan Thailand. Hal itu dipercaya bisa memberikan keberuntungan bagi pasangan yang akan menikah. Setelah itu, para pengantin diajak untuk membuat kue di Kuk Ming-Lum Phura Cake Shop.
Membuat kue bersama diharapkan dapat menyatukan pribadi kedua pasangan. Selain itu, kegiatan ini juga sekaligus mempromosikan kue-kue yang khas dari Thailand.
Pada malam hari, 20 pasangan tersebut mengikuti upacara penyambutan di Thumrin Thana Hotel. Pertunjukan kembang api ikut meramaikan suasana bahagia yang dirasakan pasangan pengantin.
Abba Gabrillin Pengantin berfoto sebelum melakukan pernikahan di bawah laut di Provinsi Trang, bagian Selatan Thailand, Sabtu (13/2/2016). |
Para pengantin laki-laki seragam menggunakan pakaian Cheong Sam putih yang mengadaptasi budaya Tionghoa. Sementara, pengantin perempuan serasi menggunakan baju putih dan mengenakan kain tenun dengan berbagai motif dan warna.
Upacara penyambutan dihadiri oleh kerabat, teman-teman pasangan pengantin, dan Gubernur Provinsi Trang. Selain itu, terdapat sejumlah wisatawan yang datang untuk menyaksikan proses pernikahan ini.
Acara penyambutan diisi oleh pertunjukan musik dan tarian khas dari wilayah Selatan Thailand. Setelah berfoto bersama, para pengantin dan tamu dapat menyantap hidangan makan malam yang disediakan hotel.
Terdapat satu tradisi unik yang dilakukan dalam upacara penyambutan ini. Mirip seperti tradisi roti buaya dalam budaya Betawi, penyambutan kali ini mempunyai tradisi memakan ketan yang dinikmati bersama gulai ayam.
Tradisi memakan ketan yang dilakukan pasangan pengantin dipercaya dapat merekatkan jalinan kasih antara pasangan pengantin yang akan melangsungkan pernikahan.
Via : Travel Kompas
Baca Juga : Tips Menikah Di Bawah Laut, Mau?? Yuk Simak..